Bisnis.com, BANDUNG - Jawa Barat mengalami inflasi 0,52 persen pada Desember 2020. Salah satu komoditas yang memicu terjadinya inflasi yakni cabai merah, cabai rawit serta ayam ras dan telur ayam ras.
Selain Cabai-cabaian dan ayam ras, harga tomat, pisang, mie, ketupat/lontong sayur, martabak, beras, angkutan antar kota, minyak goreng, bakso, semangka juga menjadi pemicu terjadinya inflasi di Jawa Barat.
Desember 2020 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan indeks. IHK dari 106,20 di November 2020 menjadi 106,75 di Desember 2020, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,52 persen.
Berdasarkan data yang dirilis dari BPS Jabar, laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari – Desember 2020) sebesar 2,18 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Desember 2020 terhadap Desember 2019) tercatat sebesar 2,18 persen.
Dari 11 (sebelas) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Makanan, Minuman & Tembakau sebesar 1,82 persen; Kelompok Pakaian & alas Kaki sebesar 0,03 persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen; Kelompok Transportasi sebesar 0,09 persen; Kelompok Rekreasi, Olahraga & Budaya sebesar 0,04 persen; dan Kelompok Penyediaan Makanan & Minuman/Restoran sebesar 0,83 persen.
Adapun yang mengalami deflasi yaitu Kelompok Perlengkapan, Peralatan & Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,02 persen; dan Kelompok Perawatan Pribadi & Jasa Lainnya sebesar 0,30 persen. Sedangkan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, & Bahan Bakar Rumah; Kelompok Informasi, Komunikasi & Jasa Keuangan; dan Kelompok Pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga.
Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Desember 2020 seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,44 persen; Kota Sukabumi sebesar 0,58 persen; Kota Bandung sebesar 0,39 persen; Kota Cirebon sebesar 0,49 persen; Kota Bekasi sebesar 0,73 persen; Kota Depok sebesar 0,36 persen;dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,26 persen. (k34)
