Bisnis.com, MAJALENGKA - Pemerintah Kabupaten Majalengka menetapkan masa siaga darurat ancaman bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau.
Masa siaga darurat tersebut Surat Keputusan (SK) Bupati Majalengka nomor 100.3.3.2/KEP.670-BPB/2024 tentang Status Siaga Darurat Ancaman Bencana Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2024.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka Rachmat Kartono mengatakan masa siaga darurat tersebut berlaku sejak 1 Juni hingga 31 Oktober 2024.
Status tersebut pun akan diperpanjang sesuai kebutuhan penyelenggaraan penanganan darurat bencana di lapangan.
"Kami juga menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi potensi bencana selama musim kemarau di Kabupaten Majalengka. Langkahnya terdiri dari tiga fase dari mulai fase siaga darurat, fase tanggap darurat, dan fase pemulihan," kata Rachmat di Kabupaten Majalengka, Selasa (13/8/2024).
Saat ini, BPBD Majalengka sudah memetakan daerah rawan kekeringan dan melakukan edukasi kepada masyarakat di wilayah rawan terkait bahaya kekeringan.
Baca Juga
Selain itu, di fase tanggap darurat ini, BPBD akan mendistribusikan bantuan air bersih kepada masyarakat di wilayah terdampak kekeringan, dan termasuk memanfaatkan serta memperbaiki sarana prasarananya.
"Di fase pemulihan, pihaknya akan memetakan sumber mata air dan muka air tanah hingga membangun sistem penyediaan air minum," katanya.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Syifa'ul Fua mengatakan masa puncak musim kemarau di wilayah Kabupaten Majalengka terjadi pada Juli-Agustus 2024.
Menurutnya, musim kemarau tahun ini cenderung menjadi kemarau basah karena dipengaruhi curah hujan yang masih turun meski intesitasnya tergolong rendah.
Sementara pada musim kemarau tahun lalu turut dipengaruhi fenomena El Nino sehingga dampaknya cukup parah.
"Saat ini, pengaruh La Nina memang tergolong lemah, tapi tetap berpengaruh terhadap musim kemarau. Bahkan, dampak La Nina ini diprediksi akan berlangsung hingga Oktober 2024 yang merupakan masa pancaroba ke musim hujan. Sehingga kami memprediksi La Nina akan memberikan dampak saat musim hujan meski fenomenanya lemah," katanya.