Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WJIS 2024: Pj Gubernur Akan Resmikan Dua Kota Industri Baru

Pemprov Jabar sudah menetapkan 13 Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) atau Kota Baru Berbasis Industri di wilayah Metropolitan Rebana.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin

Bisnis.com, BANDUNG—Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin akan meluncurkan dua kota industri baru di Kawasan Aglomerasi Wilayah Perkotaan Rebana Jawa Barat. 

Kedua kota industri baru itu ada di Kabupaten Subang dan Kabupaten Majalengka. Peluncuran dilakukan dalam rangkaian Acara West Java Investment Summit (WJIS) di Bandung pada Kamis (19/9/2024). 

Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana Bernardus Djonoputro mengatakan Pemprov Jabar sudah menetapkan 13 Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) atau Kota Baru Berbasis Industri di wilayah Metropolitan Rebana

Kota Baru Berbasis Industri ini adalah kawasan yang direncanakan untuk pengembangan perkotaan dan industri di wilayah Rebana yang dirancang untuk mengintegrasikan sektor industri, perumahan, komersial, dan infrastruktur publik dalam satu kawasan. 

Ada tujuh kota kabupaten di kawasan ini yaitu Kabupaten Subang, Kab Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan. 

“Dari 13 KPI itu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Subang sudah menggeliat dengan masuknya investasi besar. Mudah-mudahan tak lama lagi investasi akan masuk ke KPI-KPI selain Kabupaten Subang dan Kabupaten Majalengka,” ujarnya, Rabu (18/9/2024).

Di Majalengka ada dua KPI yaitu KPI Kertajati-Jatitujuh dan Jatiwangi. Sudah ada beberapa kawasan industri yang masuk di Kota baru berbasis industri Kertajati-Jatitujuh seperti Kertajati Aerocity, Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM), dan Metropolitan Land (Metland). 

Di kawasan ini sudah ada beberapa tenant yaitu pabrik sepatu dari Swiss dengan merk On Cloud (PT Home Well Indonesia), Hotel Horison Ultima Kertajati, dan Hotel Aston Inn Kertajati. Penjabat Bupati Majalengka Dedi Supandi menamakan kawasan ini dengan nama Kertajati Aerotropolis. 

Untuk mengimbangi perkembangan pesat ini, Pemprov Jabar mendukungnya dengan penyiapan sumberdaya manusia (SDM). Hadirnya Politeknik Manufaktur Kampus II Majalengka, yang siap diresmikan Desember tahun ini dan memulai perkuliahan Februari. Kapasitasnya adalah 15.000 mahasiswa dengan berbagai program studi. 

“Dengan masuknya investasi dan pengembangan SDM ini Majalengka akan berubah cepat dan menjadi game changer Jawa Barat, bahkan nasional,” kata Bernardus.

Sementara di Kabupaten Subang terdapat tiga KPI yaitu KPI Cipali Subang Barat, KPI Cipali Subang Timur dan KPI Patimban. Di Cipali Subang Barat (km 89 dari Jakarta) sudah masuk investasi pabrik mobil listrik China BYD dengan nilai Rp 16 triliun yang akan berproduksi mulai 2026, dengan kapasitas 160.000 unit/tahun. 

Juga Pabrik mobil listrik Vinvast Vietnam di Cipali Subang Timur dengan kapasitas 50.000 unit per tahun. Selain itu ada juga Guangzhou Automobile, dan pabrik speaker Meiloon. KPI di Kab Subang sangat strategis karena berada di antara Km 89 dan Km 115 tol Cipali, dan sudah terkoneksi dengan tol Cipali dan Cisumdawu. 

Pemerintah juga sedang membangun tol yang menyambungkan Cipali dan Cisumdawu dengan KPI Patimban sehingga Pelabuhan Patimban terhubungkan dengan Bandara Kertajati. Pj Bupati Subang Imron menamakan kawasan ini sebagai Kota Industri Terpadu Subang Cipali. 

“Peluncuran dua kota baru ini merupakan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Subang, dan merupakan tonggak komitmen bagi semua pemangku kepentingan untuk menjalankan industri yang sesuai tata ruang, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tegasnya. 

Tahun depan diharapkan KPI di luar Subang dan Majalengka juga akan menggeliat sehingga Kawasan Aglomerasi Wilayah Perkotaan Rebana menjadi kutub baru pertumbuhan ekonomi nasional menggantikan Jabodetabek yang sudah jenuh. 

Pj Gubernur Bey Machmudin mengingatkan agar pertumbuhan cepat di kawasan Rebana ini diimbangi dengan penyiapan sumber daya manusianya. Jangan sampai ekonomi tumbuh tapi indeks gini melebar, yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. 

Bey juga berharap agar masyarakat lokal di kawasan Rebana tidak menjadi penonton. “Saya tak ingin adanya pembangunan malah melebarkan indeks gini. Nanti ironis jadinya,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper