Bisnis.com, CIREBON-- Warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menuntut pemerintah segera bertindak dan bertanggung jawab atas kerusakan akibat bencana tersebut.
Warga menilai, lambatnya penanganan yang dilakukan oleh pihak berwenang dinilai menjadi indikasi kurangnya kesiapan pemerintah dalam menghadapi bencana
Salah satu warga terdampak, Edi (55) mengungkapkan kesedihannya setelah rumah serta warung bakso miliknya rusak tersapu banjir bandang.
Baca Juga
"Barang-barang habis, bahkan surat-surat penting ikut hanyut. Kami tidak tahu harus memulai dari mana,” kata Edi warga Desa Palir Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Minggu (19/1/2025).
Edi mengaku kecewa dengan lambatnya bantuan yang diberikan oleh pemerintah setempat.
Hal serupa disampaikan oleh Slamet Riyadi (52), seorang petani yang sawahnya hancur akibat terjangan banjir.
Slamet mengatakan, tidak hanya kehilangan hasil panen yang seharusnya dipanen minggu depan, tetapi juga seluruh modal yang telah ia keluarkan.
Warga menilai, pemerintah setempat kurang sigap dalam menangani dampak bencana ini. Hingga kini, warga terdampak masih melakukan proses pembersihan rumah dari lumpur dan mencari harta yang hilang terseret air.
Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya mengakui, upaya penanganan masih jauh dari sempurna. Ia menyebutkan, pihaknya telah mengirimkan tim ke lokasi terdampak untuk membantu evakuasi dan mendistribusikan bantuan.
"Banjir datang tiba-tiba. Kami mengantisipasi di wilayah timur, tetapi ternyata di sini [Sungai Cipager] yang diterjang banjir," katanya.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Cipager di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat memicu banjir bandang pada Jumat (17/1/2025) malam.
Debit air yang meningkat tajam membuat tanggul sungai jebol, menyebabkan air meluap hingga ke permukiman warga. Peristiwa ini berdampak pada ribuan penduduk di lima kecamatan.
Banjir yang terjadi secara tiba-tiba ini menggenangi ribuan rumah. Beberapa kendaraan turut terseret arus. Tiga unit mobil dilaporkan hanyut, dua di antaranya ditemukan tersangkut di Sungai Cipager sekitar esa Palir, Kecamatan Tengahtani. Kendaraan tersebut ditemukan dalam kondisi rusak parah.
Sebanyak 2.403 warga terdampak oleh bencana ini. Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri bergerak cepat melakukan evakuasi. Lansia dan balita menjadi prioritas utama dalam proses penyelamatan.
Meskipun banjir telah mulai surut, proses evakuasi dan pendataan masih berlangsung. Petugas terus memantau kondisi di lapangan untuk memastikan keselamatan warga serta menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini.