Bisnis.com, GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut mulai melakukan pendataan terhadap anak-anak dari para korban insiden tragis ledakan amunisi usang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong.
Langkah ini dilakukan menyusul rencana pengasuhan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, sebagai bentuk tanggung jawab dan empati terhadap masa depan anak-anak yang ditinggalkan orang tua mereka.
Bupati Garut Syakur Amin menyampaikan proses pendataan melibatkan camat di wilayah-wilayah asal para korban. Ia telah menginstruksikan agar proses ini dilakukan secara cepat dan akurat, agar bantuan dapat segera diberikan tanpa kendala administratif.
“Saya sudah arahkan camat untuk mendata anak-anak yang ditinggal oleh korban. Proses ini sedang berjalan,” ujar Syakur di Kantor Bupati Garut, Kamis (15/5/2025).
Langkah pengasuhan oleh Gubernur Dedi Mulyadi ini bukan hanya bersifat simbolik. Menurut penjelasan Syakur, anak-anak dari korban akan mendapatkan dukungan penuh, mulai dari kebutuhan hidup harian hingga pendidikan tinggi.
Selain dukungan jangka panjang untuk anak-anak, Pemprov Jawa Barat juga memberikan santunan uang tunai sebesar Rp50 juta per korban. Dana ini dimaksudkan untuk membantu biaya pemakaman dan pelaksanaan ritual keagamaan di masing-masing keluarga.
Baca Juga
"Mereka yang masih kecil akan dijamin kelangsungan pendidikannya sampai ke jenjang kuliah. Biaya hidupnya pun ditanggung penuh oleh pak gubernur,” tutur Syakur.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan komitmen moral dan finansial kepada keluarga korban dalam tragedi ledakan amunisi kedaluwarsa yang terjadi di Kabupaten Garut.
Dalam kunjungannya ke RSUD Pameungpeuk pada Selasa (13/5/2025), Dedi menyatakan pemerintah provinsi akan menanggung seluruh kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anak korban yang belum menikah.
“Anak-anak yang ditinggal orang tuanya karena insiden ini akan kami jamin. Mulai dari biaya sekolah hingga kebutuhan sehari-hari, semua akan menjadi tanggung jawab kami," kata Dedi, Selasa (13/5/2025).
Sebagai bentuk tanggung jawab negara, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menyalurkan dana santunan sebesar Rp50 juta untuk tiap korban.
Dana itu diperuntukkan sebagai biaya pemulasaraan jenazah, pengganti pendapatan keluarga yang hilang, serta kebutuhan mendesak lainnya.
“Jumlahnya memang tak sebanding dengan nyawa, tetapi kami ingin menunjukkan bahwa negara hadir. Kami ingin keluarga korban tidak berjalan sendiri dalam menghadapi ini,” kata Dedi.
Sebanyak 13 orang menjadi korban dalam ledakan amunisi usang milik TNI yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, pada Senin (12/5/2025).