Bisnis.com, BANDUNG— Pemerintah Kabupaten Sumedang belajar soal pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Di sana, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir studi banding mempelajari sistem pengelolaan sampah modern dan partisipatif yang telah sukses diterapkan di daerah tersebut.
Kunjungan dilaksanakan ke dua lokasi utama, yakni Tempat Pemrosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan serta Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kedungwaru yang menjadi model keberhasilan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat.
Di TPA BLE, rombongan mempelajari sistem pemrosesan sampah dengan kapasitas hingga 75 ton per hari yang menerapkan konsep zero waste to landfill. Sampah dipilah menjadi organik, anorganik dan residu, kemudian diolah menjadi produk bernilai ekonomis seperti kompos, maggot, RDF (Refused Derived Fuel), paving blok, dan genting.
Sedangkan di KSM TPST Kedungwaru Lor, rombongan menyaksikan langsung proses pengelolaan sampah oleh KSM, mulai dari pemilahan, pencacahan hingga pengolahan residu menggunakan mesin yang menunjukkan keterlibatan aktif masyarakat dalam tata kelola lingkungan.
“Kabupaten Banyumas telah membuktikan bahwa sampah bukan beban, tetapi sumber daya bernilai ekonomi. Di sini, pengolahan dilakukan mulai dari rumah tangga hingga skala industri dengan melibatkan masyarakat. Ini sejalan dengan visi kami membangun Sumedang yang hijau dan berkelanjutan,” ujar Dony.
Baca Juga
Dony menjelaskan, model di Banyumas mencakup pengelolaan sampah organik menjadi kompos atau maggot, serta sampah plastik menjadi RDF untuk bahan bakar industri. Proses itu dilakukan oleh KSM yang tersebar per kecamatan dan didukung oleh DLH setempat.
“Kita akan contoh best practice dari Banyumas ini untuk diterapkan di Sumedang. Edukasi dan sosialisasi akan kami lakukan ke masyarakat agar memilah sampah dari rumah. (Sampah) Organik bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak atau pupuk, dan anorganik bisa dijual. Ini akan memudahkan pengelolaan dan mengurangi sampah yang dibuang ke TPA. Mari kita jadi bagian dari solusi, demi mewujudkan Sumedang bebas sampah dan lingkungan yang lestari,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala DLHK Sumedang Wasman yang turut mendampingi, menyatakan komitmennya untuk meniru model Banyumas secara penuh.
“Hari ini kita bersama pimpinan melakukan kunjungan lapangan ke Banyumas dan tidak ada tawar-menawar lagi, kita akan lakukan seperti mereka. Bukan hanya amati-tiru-modifikasi, tapi amati-tiru-plek. Ini untuk masa depan lingkungan Sumedang,” tegasnya.
Ia menambahkan, ekosistem pengelolaan sampah di Sumedang akan dibangun dari hulu ke hilir dari rumah tangga, sekolah, hingga desa, dengan sinergi lintas perangkat daerah, termasuk Dinas Pendidikan dan DPMD.
Terkait sarana, Wasman mengakui perlunya penambahan alat pengolahan seperti mesin conveyor dan pencacah.
“Kami akan menggandakan peralatan secara bertahap, didukung dengan edukasi habis-habisan agar masyarakat sadar pentingnya memilah sampah. Dengan dukungan semua pihak, saya yakin Sumedang bisa menjadi kabupaten pertama di Jawa Barat yang sukses seperti Banyumas,” katanya.