Bisnis.com, GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut membuka layanan pembuatan desain kemasan gratis untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Inisiatif ini diklaim guna memperkuat daya tarik produk UKM lokal di pasar domestik hingga global.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut Ridzky Ridznurdhin mengatakan program ini merupakan strategi jangka panjang Pemkab dalam membekali pelaku usaha kecil dengan salah satu aspek penting pemasaran, yakni visualisasi produk.
“Manfaatkan layanan desain gratis ini. Kemasan itu bukan cuma pembungkus, tapi juga cara memikat pembeli,” ujar Ridzky saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/7/2025).
Pelayanan desain produk ini tidak memerlukan biaya sepeser pun dari pelaku usaha. Siapa pun yang memiliki produk dan ingin mengembangkan nilai jualnya, cukup datang ke Packaging House atau langsung ke Kantor Dinas Koperasi dan UKM Garut.
“Silakan datang saja, tidak ribet. Tim kami terdiri dari desainer yang memang paham tren pasar dan estetika kemasan. Mereka akan bantu hingga selesai,” tutur Ridzky.
Meski desainnya gratis, Ridzky mengakui untuk proses pencetakan kemasan, pelaku usaha tetap perlu mengeluarkan biaya. Namun, biaya cetak tersebut tergolong murah dan sangat jauh lebih ringan dibandingkan jika menggunakan jasa perusahaan swasta.
Baca Juga
Sejak program ini resmi berjalan pada tahun 2023, Dinas Koperasi dan UKM mencatat lonjakan antusiasme dari kalangan pengusaha mikro dan kecil.
Tak hanya dari sektor makanan ringan dan minuman khas daerah, tetapi juga produk kerajinan dan herbal mulai menggeliat melalui tampilan kemasan yang lebih modern.
Hingga akhir 2024, sedikitnya 803 produk telah menerima bantuan desain gratis. Sedangkan pada Januari hingga Mei 2025, sudah terdapat 175 pelaku usaha yang kembali memanfaatkan program ini.
“Mayoritas berasal dari sektor kuliner, seperti keripik, kopi, dodol, sampai sambal kemasan. Tapi sekarang mulai banyak juga dari kerajinan tangan dan produk herbal,” ungkap Ridzky.
Bukan hanya soal tampilan menarik, kemasan yang dirancang profesional juga menjadi kunci masuknya produk lokal Garut ke pasar luar negeri.
Menurut Ridzky, sejumlah produk binaan yang kemasannya dirancang oleh tim Diskop UKM kini telah menembus pasar ekspor.
“Desain kemasan yang baik menciptakan persepsi kualitas. Banyak buyer tertarik membeli karena kemasannya meyakinkan,” ujarnya.
Melalui pendekatan ini, Pemkab Garut ingin mendorong perubahan mindset pelaku usaha kecil agar tak lagi ragu bersaing di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif..
Ridzky juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan komunitas kreatif dan institusi pendidikan desain, guna memperkuat ekosistem pengemasan produk berbasis lokalitas dan tren global.
Langkah Pemerintah Kabupaten Garut ini dinilai sebagai bagian dari pendekatan inklusif dalam pembangunan ekonomi berbasis masyarakat.
Dengan memberi akses gratis pada layanan desain, pemerintah membuktikan bahwa transformasi digital dan estetika produk bukan hanya milik industri besar.
“Kalau pelaku usaha mikro dibantu dari hal-hal teknis seperti desain, maka mereka bisa lebih fokus pada kualitas produk. Itu langkah konkret memperkuat akar ekonomi,” ujar Ridzky menutup pernyataannya.
Melalui program ini, Pemkab Garut berharap setiap produk UKM lokal dapat bersaing secara elegan di rak-rak toko modern maupun marketplace digital. Dan lebih dari itu, Pemda tengah menyiapkan ekosistem agar kemasan menjadi pintu masuk menuju pasar ekspor yang lebih luas.
