Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Cirebon Sepakati Tarif Penggunaan Air dari SPAM Jatigede

Pemkab Cirebon resmi menyepakati tarif penggunaan air dari SPAM Jatigede yang akan dimanfaatkan untuk melayani 15.000 pelanggan baru di empat kecamatan.
Pemerintah berencana membangun Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Jatigede yang sumbernya berasal dari Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. SPAM Jatigede akan mengalirkan kebutuhan air minum untuk 5 kabupaten-kota di kawasan Cirebon raya. Bisnis/Muhammad Olga
Pemerintah berencana membangun Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Jatigede yang sumbernya berasal dari Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. SPAM Jatigede akan mengalirkan kebutuhan air minum untuk 5 kabupaten-kota di kawasan Cirebon raya. Bisnis/Muhammad Olga

Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon resmi menyepakati tarif penggunaan air dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatigede yang akan dimanfaatkan untuk melayani 15.000 pelanggan baru di empat kecamatan. 

Salah satu poin utama yang disepakati adalah tarif penggunaan air, yaitu sebesar Rp3.907 per meter kubik, setelah melalui proses negosiasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang semula mengusulkan Rp4.300.

Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Hilmi Rivai mengatakan kesepakatan ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayahnya.

Ia menekankan, selain tarif, ada empat poin utama lain yang telah disepakati untuk mengakselerasi implementasi SPAM Jatigede di Kabupaten Cirebon.

“Alhamdulillah, dari sisi tarif sudah ada titik temu. Pemerintah provinsi awalnya mengusulkan Rp4.300, namun setelah diskusi dan kajian internal, kita mengusulkan Rp3.907, dan angka itu akhirnya disepakati,” ujar Hilmi, Rabu (9/7/2025).

Selain tarif, poin kedua adalah penetapan periodisasi kenaikan tarif secara berkala setiap dua tahun sekali. Kenaikan ini, menurut Hilmi, merupakan ketentuan dari Kementerian Keuangan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh off-taker SPAM regional. 

Ia menegaskan, kebijakan ini perlu disosialisasikan sejak awal agar masyarakat memahami mekanisme penyesuaian harga layanan air minum.

Poin ketiga adalah kesepakatan mengenai kuota pasokan air. Dalam tahap awal, Pemerintah Kabupaten Cirebon hanya akan menyerap 150 liter air per detik dari SPAM Jatigede, meskipun kapasitas yang ditawarkan oleh pemerintah provinsi bisa melebihi angka tersebut. 

"Angka 150 liter per detik dianggap sebagai kapasitas maksimal yang mampu dikelola oleh Perumda Tirta Jati untuk tahap pertama," ujarnya.

Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon, Suharyadi, menambahkan proyek distribusi ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2026, setelah ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama (PKS). 

Ia menegaskan, tidak ada beban investasi yang dibebankan kepada Perumda, karena seluruh biaya pembangunan infrastruktur ditanggung oleh pemerintah pusat.

“Kita hanya dibebani pada tarif saja. Investasinya ditanggung oleh pusat, dan kita tinggal siapkan jaringan distribusi. Setelah PKS ditandatangani, kita langsung mulai konstruksi,” jelas Suharyadi.

Suharyadi menjelaskan, pelaksanaan program akan dibagi dalam tiga tahap, dengan target 50 liter per detik setiap tahunnya. Artinya, dari total 150 liter per detik yang disepakati, akan diserap secara bertahap selama tiga tahun, yaitu pada 2030, 2031, dan 2032. 

Setiap tahapan direncanakan akan menjangkau sekitar 5.000 pelanggan rumah tangga.

“Target kita 15 ribu pelanggan rumah tangga. Tahun pertama 5 ribu, tahun kedua 5 ribu, dan tahun ketiga 5 ribu lagi. Semua itu akan dibagi berdasarkan kapasitas yang kita ambil dari SPAM Jatigede,” tambahnya.

Sebagai bagian dari persiapan awal, Perumda Tirta Jati telah menyelesaikan survei kebutuhan pelanggan atau remain remand survey (RDS) di empat sampai lima kecamatan yang akan menjadi wilayah layanan tahap pertama. 

Wilayah ini dipilih berdasarkan kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, serta kebutuhan mendesak terhadap air bersih.

“Kalau air bersih sudah tersedia secara merata dan berkualitas, maka beban hidup masyarakat bisa ditekan, dan kegiatan ekonomi lokal akan lebih produktif,” tutup Suharyadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper