Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polda Jabar Ambil Alih Kasus Tewasnya 3 Orang di Pesta Anak Gubernur

Polda Jawa Barat mengambil alih penanganan kasus kerumunan dalam pesta pernikahan anak Gubernur Jabar yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
Pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jabar dan Wabup Garut, menyebabkan 3 orang meninggal dunia
Pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jabar dan Wabup Garut, menyebabkan 3 orang meninggal dunia
Ringkasan Berita
  • Polda Jawa Barat mengambil alih penyelidikan kasus kerumunan di pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
  • Penyelidikan difokuskan pada rekonstruksi kejadian dan identifikasi pihak yang bertanggung jawab, dengan lebih dari sepuluh orang telah dimintai keterangan.
  • Insiden terjadi akibat lonjakan massa yang tidak terkendali saat pembagian makanan gratis, mengakibatkan tiga korban jiwa dan puluhan luka-luka.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, GARUT - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat resmi mengambil alih penanganan kasus kerumunan dalam pesta rakyat bertajuk balakecrakan yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Acara ini digelar dalam rangka pernikahan antara anak Gubernur Jawa Barat, Maula Akbar Mulyadi Putra, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, pada Jumat malam (18/7/2025).

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengungkapkan, penyidik dari Polda Jabar kini menangani langsung proses penyelidikan terkait insiden yang menelan korban jiwa dan melukai puluhan orang tersebut. 

Hingga kini, penyelidikan masih terus berlangsung, terutama untuk menelusuri kronologi awal kejadian serta mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab.

“Nanti akan disimpulkan apakah penyelidikan ini cukup. Bila dinilai cukup, kita akan bawa ke Polda,” ujar Hendra, Senin (21/7/2025).

Menurut Hendra, Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan telah memberikan perhatian khusus terhadap insiden yang mencoreng pelaksanaan kegiatan publik di Garut tersebut. Bahkan, Kapolda turun langsung meninjau lokasi kejadian di malam hari usai peristiwa tragis itu terjadi.

Ditegaskan, proses penyelidikan difokuskan pada rekonstruksi kejadian dari awal hingga momen terjadinya kerumunan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Polisi menggali informasi dari berbagai pihak, termasuk panitia acara, aparat pengamanan di lokasi, pihak penyelenggara acara (event organizer), dan tenaga medis yang pertama kali menangani korban.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejauh ini sudah ada lebih dari sepuluh orang yang dimintai keterangan oleh penyidik. Pemeriksaan ini mencakup mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan acara, seperti penjaga keamanan, panitia, hingga dokter yang menangani para korban di lapangan.

Menurutnya, kehadiran Kapolda Jawa Barat ke lokasi bukan hanya bentuk pengawasan, tetapi juga wujud nyata kehadiran negara dalam menjamin transparansi dan kepedulian terhadap keselamatan warga.

“Kegiatan peninjauan ini merupakan bentuk kehadiran negara dan kepolisian dalam menjamin transparansi dan kepedulian terhadap korban dan masyarakat. Ini bukan sekadar pengecekan, tapi juga bentuk komitmen kami untuk hadir dan bertanggung jawab dalam setiap kejadian yang melibatkan keselamatan publik," kata Rudi.

Ia juga meminta agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengamanan acara skala besar di wilayah Jawa Barat guna mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Di sisi lain, ia menekankan pentingnya mengusut kemungkinan adanya unsur kelalaian dalam kejadian tersebut.

"Termasuk penghormatan terakhir kepada anggota kami yang gugur dalam tugas dilakukan secara layak," tambahnya.

Tiga orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden kericuhan saat pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat dan Wakil Bupati Garut yang digelar di kawasan Alun-alun Otista, Garut Kota, Jumat (18/7/2025).

Peristiwa terjadi akibat lonjakan massa yang tidak terkendali setelah salat Jumat, ketika warga mulai memadati lokasi pembagian makanan gratis.

Menurut keterangan sejumlah saksi, sejak pagi area Alun-alun Otista sudah dipadati ribuan warga yang datang dari berbagai wilayah. Mereka tertarik menghadiri pesta rakyat yang menjanjikan pembagian makanan gratis, panggung hiburan, dan acara terbuka lainnya.

“Setelah salat Jumat, makin banyak orang. Banyak orang tua dan anak-anak ikut antre. Tapi tidak ada pengaturan jalur masuk, semua langsung saling dorong ketika pintu dibuka,” kata salah seorang warga.

Desakan yang terjadi di area pembagian konsumsi dan panggung hiburan menyebabkan beberapa warga jatuh dan terinjak-injak. 

Kepolisian dan pihak medis mengonfirmasi tiga korban jiwa dalam kejadian tersebut. Korban pertama adalah Vania Aprilia, anak perempuan berusia delapan tahun asal Kelurahan Sukamentri, Garut Kota. 

Kedua adalah Dewi Jubaedah, seorang perempuan lanjut usia berumur 61 tahun. Korban ketiga merupakan anggota Polri, Bripka Cecep Saeful Bahri, berusia 39 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro