Bisnis.com, MAJALENGKA - Lembaga perbankan milik Pemerintah Kabupaten Majalengka tercatat sebagai institusi dengan capaian terbaik dalam program literasi dan inklusi keuangan di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Berdasarkan data resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga tersebut berhasil mencatatkan 1.426 rekening aktif dengan nilai nominal tabungan mencapai Rp11,5 miliar. Angka tersebut mewakili 34,15% dari total capaian seluruh wilayah regional Ciayumajakuning.
Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib mengatakan capaian tersebut menjadi indikasi nyata kalau Majalengka menempati posisi terdepan dalam upaya membentuk kebiasaan menabung, terutama di kalangan pelajar dan masyarakat umum.
Selain menunjukkan keberhasilan sistematis dalam implementasi program literasi keuangan, Majalengka juga memperlihatkan keunggulan dalam sinergi antara pemda, lembaga pendidikan, dan sektor jasa keuangan.
“Kesadaran menabung bukan hanya soal menyisihkan uang untuk kebutuhan masa depan. Ini adalah bentuk tanggung jawab jangka panjang dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi, khususnya di era digital yang serba cepat dan kompetitif,” ujar Agus, Selasa (22/7/2025).
Ia menambahkan, pihaknya mengapresiasi seluruh lembaga keuangan yang telah berperan aktif dalam menyukseskan program inklusi keuangan, termasuk kalangan sekolah pun urut mendorong siswanya membuka rekening tabungan sejak usia dini.
Baca Juga
Selain itu, data OJK pun menyebutkan, dari total 4.174 rekening baru yang dibuka di wilayah Ciayumajakuning selama program berlangsung, Majalengka menyumbang lebih dari sepertiga total akumulasi nominal dana tabungan.
Hal ini dianggap sebagai keberhasilan dari pendekatan kolaboratif yang menggabungkan kegiatan edukasi keuangan dengan aksi nyata pembukaan rekening.
"Pelibatan aktif sekolah-sekolah, dukungan dari pemerintah daerah, serta kemudahan layanan perbankan digital turut mendorong capaian luar biasa ini," kata Agus.
Selain pelajar, program menabung juga menyasar masyarakat umum, khususnya pelaku UMKM dan keluarga penerima manfaat (KPM) dari berbagai program sosial. Literasi keuangan bagi kelompok ini menjadi penting untuk memastikan bahwa bantuan sosial yang diterima tidak hanya habis dikonsumsi, tetapi juga dikelola secara bijak.
Meskipun capaian Majalengka layak diapresiasi, Agus Muntholib mengingatkan tantangan masih membentang, terutama dalam menjaga konsistensi perilaku menabung di kalangan masyarakat.
Ia menekankan pentingnya peran guru, orang tua, dan tokoh masyarakat sebagai agen perubahan dalam membentuk pola pikir keuangan yang positif.
“Menabung adalah awal dari perilaku produktif lainnya, seperti berinvestasi dan berwirausaha. Literasi finansial bukan tujuan akhir, tapi pintu masuk menuju kesejahteraan,” ucapnya.
Pihak OJK berharap daerah-daerah lain di Ciayumajakuning dapat meniru strategi yang diterapkan Majalengka.
Dengan dukungan semua pihak, diharapkan inklusi keuangan bisa menjangkau seluruh kalangan, mengurangi kesenjangan akses layanan keuangan, serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat lokal.
