Bisnis.com, BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan tidak akan mencabut Surat Edaran larangan study tour bagi pelajar, meski para pelaku pariwisata sudah menyampaikan aksi di Gedung Sate, hingga memblokade jalan layang Mochtar Kusumaatmadja pada Senin (22/7/2025) kemarin.
Dedi Mulyadi memastikan akan tetap teguh pendirian tidak akan mencabut aturan ini agar kebijakannya tidak membebankan masyarakat kecil.
Karena itu ia heran kebijakannya berkaitan dengan larangan studi tur sedangkan yang menggelar aksi kalangan pelaku usaha dan pekerja pariwisata.
"Saya sampaikan hari kemarin ada demonstrasi di Gedung Sate, bahkan melakukan blokade jalan di jalan Flyover Pasopasti. Mereka adalah para pelaku jasa usaha kepariwisataan baik penyelenggara travel kemudian sopir bus, pengusaha bus mendesak saya mencabut SK larangan studi tur yang protes itu adalah kegiatan pariwisata. SK saya adalah SK studi tur," kata Dedi, Selasa (22/7/2025).
Karena itu Dedi menyimpulkan, kegiatan studi tur selama ini merupakan ajang untuk piknik. Sehingga massa aksi kemarin yang meminta larangan dicabut berasal dari jasa kepariwisataan.
"Yang dilarang adalah kegiatan studi tur yang kemudian dengan demonstrasi itu menunjukkan dengan jelas kegiatan studi tur itu sebenarnya kegiatan piknik. Kegiatan rekreasi bisa dibuktikan yang demonstrasi para pelaku jasa kepariwisataan,”pungkasnya.
Baca Juga
Selanjutnya, Dedi mengatakan, demonstrasi kemarin mendapatkan dukungan dari asosiasi Jeep di wilayah Yogyakarta terutama asosiasi Jeep yang mengangkut wisatawan di Gunung Merapi. Artinya, massa aksi bukan hanya warga Jawa Barat.
"Insyaallah saya Gubernur Jabar akan tetapi berkomitmen menjaga ketenangan orang tua siswa agar tidak terlalu banyak pengeluaran biaya di luar kebutuhan pendidikan," kata dia.
Dedi mengklaim SE larangan studi tur ini tetap diberlakukan karena berpihak kepada kepentingan rakyat banyak untuk melangsungkan pendidikan dan mengefisienkan pendidikan dari beban biaya yang tidak ada kaitan dengan pendidikan karakter dan pertumbuhan pendidikan Panca Waluya.
"Mudah-mudahan industri pariwisata tumbuh sehingga yang datang wisata orang luar negeri orang yang punya uang yang memang murni memiliki tujuan kepariwisataan dan memiliki berdasarkan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Bukan orang yang memiliki kemampuan pas pasan dengan alasan studi tur dipaksa piknik atau kalau tidak dipaksa anaknya malu di rumah karena tidak ikut piknik," tegasnya.