Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat optimistis target realisasi investasi Rp271 triliun pada 2025 ini bisa tercapai dengan menggandeng seluruh stakeholder terkait.
Kepala DPMPTSP Jabar Dedi Taufik mengatakan pihaknya menggandeng stakeholder investasi melalui rapat koordinasi (rakor) bertajuk Strategi Pencapaian Target Investasi agar bisa mempertajam realisasi investasi di enam bulan ke depan.
"Rakor ini kegiatan terkait kolaborasi, kemudahan investasi di Jawa Barat dan kemudahan perizinan. Jawa Barat semester 1 2025 ini capaiannya Rp141 triliun. Nah berarti kan kita harus siapkan pranata ke depan. Pranata kedepannya adalah SDM," katanya, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya tanpa keterlibatan stakeholder lain, seperti DPMPTDP 27 kabupaten/kota, pelaku industri, organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jabar layaknya Disnakertrans, Diskuk, Bapenda dan Disperindag, akan sulit merealisasikan investasi yang masuk sebesar Rp271 triliun ke Jabar di tahun ini.
"Kemudian juga kita menyiapkan strategi-strategi untuk semester 2. Jadi apa saja yang harus kita sinergikan, baik itu programnya, baik itu pendukungan dan lain sebagainya. Itu yang kita lakukan di hari ini. Jadi strategi enam bulan ke depan ini seperti apa? Karena kan landingnya ada di kabupaten/kota," imbuhnya.
Harapannya, target realisasi investasi sebesar Rp271 triliun dapat terkejar. Asal lima faktor pemengaruh investasi seperti laju pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, kepastian hukum melalui kebijakan pemerintah, ekosistem dan konektivitas infrastruktur dapat terjaga.
Baca Juga
"Kalau melihat sekarang sudah Rp71 triliun, sisa 6 bulan harus optimis ya. Asal yang memengaruhi di dalam investasi kan ada 5 faktor. Ada penguatan-penguatan lainnya dari lima faktor tadi," ucapnya.
Soal gangguan investasi seperti premanisme, pihaknya memastikan ada Satgas Anti Premanisme yang sudah dibentuk untuk mengurasi persoalan tersebut.
"Setelah ini kita akan bicara, karena bicara investasi, bicara ekosistem ya. Jadi mungkin kita juga harus kumpulkan nanti dengan Satgas Sehingga jelas, yang harus kita selesaikan dan tepat sasaran," kata Dedi.
Soal kawasan rawan gangguan investasi, dia menyebut mayoritas terjadi di kawasan yang telah banyak industri seperti Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang dan Kabupaten Bogor.
"Yang jelas kan pasti investasi yang tinggi kan pasti Bekasi ya, Rp18 triliun dan kawasannya juga besar. Kedua Karawang, Subang. Sudah mulai diminati, sekarang geser ke Indramayu, Majalengka. Kabupaten Bogor itu juga tinggi," tandasnya.
Sebelumnya, kepercayaan investor menanamkan modal di Provinsi Jawa Barat menunjukan potret positif dalam realisasi investasi Triwulan II 2025 yang dirilis Kementerian Investasi dan BKPM, Selasa (29/7/2025).
Realisasi investasi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai Rp477,7 triliun, naik 11,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kementerian Investasi/BKPM mencatat angka ini lebih tinggi dari kuartal I yang sebesar Rp465,2 triliun.
BKPM mencatat kontribusi Jawa Barat sebesar 15,2 persen dari total realisasi dan menduduki peringkat satu provinsi yang paling banyak mencatatkan realisasi investasi di sektor penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dalam Triwulan II 2015, dengan angka Rp 72,5 triliun.