Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras dan Gabah di Ciayumajakuning Kompak Turun

Rata-rata harga gabah dan beras di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mengalami penurunan pada awal Oktober 2024.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan rata-rata harga gabah dan beras di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mengalami penurunan pada awal Oktober 2024. Kenaikan tersebut berlaku pada tingkat eceran maupun penggilingan.

Berdasarkan catatan tersebut, harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani turun 1,40% menjadi Rp6.619 pada Oktober 2024. Kemudian, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan kini sebesar Rp13.174 per kilogram atau turun 0,06%. 

Kepala BPS Jabar Darwis Situros mengatakan beberapa wilayah Jawa Barat di antaranya, Tasikmalaya, Ciamis, dan Subang sudah mulai memasuki masa panen.

"Kondisi tersebut berpengaruh terhadap gabah yang tersedia," kata Darwis, Jumat (1/11/2024).

Pemerintah Kabupaten Indramayu memastikan, musim tanam pertama 2024/2025 akan dimulai pada 1 Desember 2024. Saat ini, sejumlah persiapan dilakukan untuk memaksimalkan produksi padi di kabupaten tersebut.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Sugeng Heriyanto mengatakan, persiapan menuju musim tanam tersebut yakni, penyediaan irigasi, pupuk, alat mesin pertanian, hingga bibit berkualitas.

Menurut Sugeng, Indramayu harus siap karena menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional. Sehingga, bidang pertanian harus mendapatkan perhatian serius.

"Musim tanam I ini lebih relatif aman, namun kita harus ekstra perhatian pada musim tanam II nanti agar semuanya bisa tanam dan panen," kata Sugeng.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Indramayu mengembangkan pertanian modern di lahan sekitar 10.000 hektare. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah melibat sejumlah petani milenial.

Dari 10.000 hektare lahan tersebut, seluas 3.000 hektare ada di Tukdana, 2.000 hektare di Bangodua, 2.000 di Lelea, 1.500 hektare di Widasari, dan 1.500 hektare di Cikedung.

Indramayu memiliki potensi menjadi terdepan dalam pengembangan pertanian modern di Indonesia. Program tersebut pun menggunakan pendekatan aplikatif, modifikasi, dan efisien, dengan melibatkan petani milenial serta teknologi alsintan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper