Bisnis.com, CIREBON - Dua wilayah di Ciayumajakuning, yakni Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon kembali jadi penyumbang PMI terbanyak pada semester I 2025.
Berdasarkan data penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) Januari hingga Juni 2025, Indramayu menempati posisi tertinggi secara nasional, dengan total penempatan mencapai 9.531 orang.
Di posisi ketiga, Kabupaten Cirebon menyusul dengan total 5.070 orang. Kedua daerah ini mengungguli kabupaten-kabupaten lain di Indonesia, termasuk Cilacap (5.664 orang), Blitar (4.425 orang), dan Ponorogo (4.423 orang).
PMI asal Indramayu dan Cirebon mayoritas bekerja sebagai house maid, caregiver, domestic worker, serta plantation worker. Beberapa lainnya bekerja di sektor industri sebagai worker di pabrik atau manufaktur. Mereka dikirim ke negara-negara tujuan utama PMI seperti Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Jepang, dan Turki.
Tingginya angka PMI dari Indramayu bukan hal baru. Daerah pesisir utara Jawa Barat ini memang sejak lama menjadi kantong migrasi pekerja sektor informal, khususnya di bidang rumah tangga (house maid dan domestic worker) dan perkebunan (plantation worker).
Pada Januari 2025, tercatat 1.573 PMI asal Indramayu diberangkatkan. Jumlah itu terus bertambah pada bulan Februari (1.717), Maret (1.547), hingga Mei (1.690). Pada Juni, Indramayu masih mencatat angka tinggi, yakni 1.628 orang.
Baca Juga
Sementara Kabupaten Cirebon juga menunjukkan tren konsisten, meski lebih rendah dibanding Indramayu. Dari Januari hingga Juni 2025, jumlah PMI asal Cirebon tercatat antara 724 hingga 938 orang per bulan. Terbanyak pada Februari dengan 938 orang, dan terendah pada April dengan 724 orang.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon Novi Hendrianto mengatakan penempatan PMI dari wilayahnya sebagian besar adalah perempuan yang bekerja di sektor domestik.
“Kami terus melakukan pelatihan dan sertifikasi agar calon PMI lebih siap dan memiliki daya saing di negara tujuan,” ujarnya.
Dari data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), lima negara utama tujuan PMI masih didominasi oleh Hong Kong dan Taiwan. Di dua negara ini, mayoritas PMI bekerja sebagai caregiver dan domestic worker.
Hong Kong menjadi tujuan favorit bagi pekerja dari Indramayu, sedangkan Taiwan dan Malaysia lebih banyak menerima PMI dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jepang menjadi destinasi yang semakin populer di kalangan pekerja migran, terutama untuk pekerjaan caregiver dan industri manufaktur (worker). Permintaan tinggi dari Jepang untuk tenaga kerja terampil dan bersertifikat mendorong tren migrasi baru yang lebih terstruktur dan formal.
Sementara Turki menjadi negara tujuan alternatif yang banyak diminati dalam dua tahun terakhir, meski skalanya masih kecil dibanding Hong Kong atau Taiwan.
Secara nasional, penempatan PMI pada semester I 2025 mencapai total 135.191 orang. Angka tertinggi terjadi pada Januari dengan 25.642 orang, disusul Februari (23.374) dan Maret (22.376). Setelah itu, jumlah PMI cenderung menurun, dengan April mencatat angka terendah yakni 19.069 orang.
Selain Indramayu dan Cirebon, beberapa daerah lain juga tercatat sebagai penyumbang besar PMI, antara lain Cilacap (5.664 orang), Blitar (4.425 orang), Malang (4.258 orang), dan Lombok Tengah (4.193 orang).
Kategori “lainnya” dalam data BP2MI mencakup puluhan kabupaten/kota lain di Indonesia, yang secara kumulatif menyumbang 74.717 PMI atau lebih dari setengah total penempatan nasional.