Bisnis.com, CIREBON - Perumda Air Minum Tirtajati Kabupaten Cirebon menargetkan pendapatan sebesar Rp6 miliar pada tahun 2025.
Target ini ditetapkan seiring dengan ekspansi jaringan perpipaan dan peningkatan layanan kepada pelanggan, terutama di wilayah industri timur.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirtajati Suharyadi mengatakan target pendapatan ini didasarkan pada asumsi pemakaian rata-rata pelanggan sekitar 16 hingga 17 meter kubik per bulan.
Dengan strategi peningkatan layanan, Perumda Air Minum Tirtajati berharap dapat mencapai laba sebesar Rp2,4 miliar pada 2025, naik signifikan dari laba tahun sebelumnya yang berada di angka Rp1,6 miliar.
“Ketika pendapatan meningkat, tentu laba perusahaan juga akan meningkat. Kami berharap laba ini akan berkontribusi terhadap PAD sesuai dengan ketentuan yang ada,” kata Suharyadi, Selasa (25/2/2025).
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2019, laba Perumda Air Minum Tirtajati akan dialokasikan, 55% untuk PAD Kabupaten Cirebon, 20% untuk cadangan umum, 3% untuk Corporate Social Responsibility (CSR), 15% untuk tantiem, dan 7% untuk alokasi lainnya.
Baca Juga
Dengan kontribusi yang semakin besar terhadap PAD, Suharyadi berharap perusahaan dapat terus mendukung pembangunan daerah, terutama dalam sektor penyediaan air bersih bagi masyarakat dan industri.
Salah satu langkah strategis yang diambil oleh Perumda Air Minum Tirtajati adalah memperluas jaringan perpipaan ke kawasan industri timur Kabupaten Cirebon. Hingga awal 2025, perusahaan telah memasang jaringan distribusi sepanjang 12 hingga 13 kilometer, menghubungkan daerah Tawang Sari dengan wilayah industri timur.
“Kami berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam menarik investor ke Kabupaten Cirebon dengan menyediakan infrastruktur air bersih yang memadai. Kami sudah memasang jaringan perpipaan di kawasan industri timur dan beberapa perusahaan besar telah menjadi pelanggan kami,” ujar Suharyadi.
Beberapa industri besar yang telah memanfaatkan layanan Perumda Air Minum Tirtajati antara lain, pabrik pakan ternak, pabrik cat Avian, pabrik makanan Indofood, dan erusahaan lainnya di kawasan industri timur.
Menurut Suharyadi, ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sekaligus memastikan pasokan air bersih yang stabil bagi industri dan masyarakat sekitar.
Meski optimis dengan target pendapatan yang ditetapkan, Suharyadi tidak menampik bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah keterbatasan sumber air, terutama saat musim kemarau. Kabupaten Cirebon memiliki sumber air yang minim, dengan total kapasitas saat ini hanya 863 liter per detik.
Untuk mengatasi tantangan ini, Perumda Air Minum Tirtajati berupaya mencari sumber air tambahan, baik melalui eksplorasi mata air baru maupun sistem pengolahan air dari sungai.
"Kami berusaha mencari peluang baru untuk menambah debit air. Salah satu solusi yang sedang kami upayakan adalah mengambil pasokan dari Waduk Jatigede,” jelas Suharyadi.
Waduk Jatigede diproyeksikan dapat menyuplai 950 liter per detik ke Kabupaten Cirebon, yang akan dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Perumda Air Minum Tirtajati akan mengambil pasokan sebesar 150 liter per detik, meski proyek ini masih dalam proses pembangunan di bagian hulu.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah dirancang, Perumda Air Minum Tirtajati optimis dapat mencapai target pendapatan dan laba pada tahun 2025, sekaligus memperkuat kontribusi terhadap pembangunan daerah Kabupaten Cirebon.