Bisnis.com, CIREBON - Harga bawang merah di Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Pada Kamis (6/3/2025), harga bawang merah mencapai Rp45.000 per kilogram, naik dari Rp39.000 pada hari sebelumnya dan Rp30.000 pada pekan sebelumnya.
Harga bawang merah di Kabupaten Cirebon mengalami kenaikan akibat berbagai faktor yang memengaruhi pasokan dan distribusi. Salah satu penyebab utama adalah penurunan produksi akibat cuaca ekstrem. Curah hujan tinggi menghambat pertumbuhan bawang merah, menyebabkan pasokan menurun sementara permintaan tetap tinggi.
Kondisi ini berdampak pada lonjakan harga di pasaran. Selain itu, efek domino dari panen raya sebelumnya turut berkontribusi terhadap kelangkaan stok. Pada Januari 2025, produksi bawang merah di Cirebon mencapai 115.324 ton. Panen besar ini sempat menekan harga turun, yang membuat petani enggan menanam kembali karena kekhawatiran akan harga yang anjlok.
Akibatnya, pasokan berkurang dan harga kembali melonjak di bulan-bulan berikutnya.
Keterbatasan fasilitas penyimpanan seperti cold storage juga menjadi faktor yang memperburuk fluktuasi harga.
Baca Juga
Petani bawang merah, Kusman menyebutkan tanpa fasilitas penyimpanan yang memadai, bawang merah sulit disimpan dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan kelebihan pasokan saat panen raya dan kelangkaan di luar musim panen.
"Biaya distribusi yang tinggi akibat infrastruktur yang kurang optimal serta kenaikan harga bahan bakar turut memengaruhi harga jual bawang merah di pasaran," kata Kusman, Kamis (6/3/2025).
Distribusi yang tidak lancar dari produsen ke konsumen menyebabkan harga semakin meningkat di tingkat eceran.
Dampak dari kenaikan harga bawang merah dirasakan oleh berbagai pihak. Konsumen harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli bahan pokok ini, yang dapat mengurangi daya beli masyarakat.
Pedagang di pasar tradisional juga menghadapi kesulitan menjual bawang merah karena konsumen cenderung menunda atau mengurangi pembelian. Sementara itu, petani dihadapkan pada ketidakpastian harga.
Meskipun harga tinggi bisa menguntungkan, fluktuasi yang tajam membuat mereka ragu untuk kembali menanam bawang merah jika khawatir harga akan turun di masa panen berikutnya.