Bisnis.com, INDRAMAYU - Pemerintah Kabupaten Indramayu memulai percepatan tanam padi serentak di wilayah selatan Indramayu yang meliputi lahan tadah hujan seluas 11.000 hektare.
Program ini menjadi langkah strategis untuk mengejar target swasembada pangan di tengah ancaman perubahan iklim yang terus menghantui sektor pertanian.
Wakil Bupati Indramayu Syaefudin mengatakan penanaman tersebut serentak di 14 provinsi seperti yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto saat memantau pelaksanaan di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
“Kami memanfaatkan sisa curah hujan di bulan April ini untuk mempercepat masa tanam, terutama di lahan tadah hujan yang sebelumnya telah selesai panen,” ujar Syaefudin, Kamis (24/4/2025).
"Langkah ini penting untuk memastikan musim tanam kedua bisa berjalan optimal, demi menjaga produktivitas dan pendapatan petani," imbuhnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, wilayah selatan menjadi prioritas lantaran karakteristiknya sebagai daerah tadah hujan yang rentan terhadap perubahan musim.
Baca Juga
Kecamatan Kroya, Gabuswetan, Terisi, dan sekitarnya menjadi daerah yang disasar percepatan, mengingat curah hujan yang masih cukup tinggi di bulan ini.
Syaefudin menegaskan, percepatan tanam ini bukan hanya soal produksi, tetapi juga menyangkut hajat hidup petani.
"Kita ingin petani kita sejahtera. Jika tanam bisa dilakukan lebih cepat, maka panen pun bisa dimajukan. Ini membuka peluang untuk menambah musim tanam dalam satu tahun,” jelasnya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yudi Sastro menyebut percepatan tanam di Indramayu merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan.
"Kita lakukan tanam serentak di 14 provinsi sentra produksi. Jawa Barat salah satunya, dan Indramayu jadi lokus utama di provinsi ini,” ungkap Yudi saat dihubungi secara terpisah.
Yudi mengaku, optimis strategi percepatan tanam ini akan berkontribusi besar terhadap target nasional. Indonesia ditargetkan bisa memproduksi beras lebih dari 35 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun ini.
Salah satu petani dari Desa Tanjungkerta, Suganda (48), mengaku terbantu dengan program percepatan tanam ini.
Ia berharap ke depan dukungan dari pemerintah tidak hanya dalam bentuk program tanam, tetapi juga soal jaminan harga dan distribusi pupuk.
"Biasanya kami tunggu air hujan cukup dulu baru tanam. Tapi sekarang didorong pemerintah, bibit sudah disiapkan, air hujan masih ada, jadi kami ikut tanam serentak,” ujarnya.