Bisnis.com, MAJALENGKA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka mencatat inflasi year on year (y-on-y) pada Mei 2025 sebesar 2,14% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,40.
Hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga secara umum jika dibandingkan dengan Mei tahun sebelumnya.
Kepala BPS Majalengka Joni Kasmuri menjelaskan inflasi ini disebabkan oleh peningkatan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran.
"Sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga, yang menjadi pemicu utama terjadinya inflasi tahunan," ujarnya saat konferensi pers, Senin (2/6).
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 13,25%. Joni menyebut, lonjakan ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap produk-produk perawatan tubuh serta jasa kecantikan.
Selain itu, kelompok pakaian dan alas kaki mencatat kenaikan sebesar 4,31%, disusul kelompok kesehatan yang naik sebesar 2,82%. "Kenaikan harga pada kelompok kesehatan sebagian besar dipengaruhi oleh meningkatnya tarif jasa medis dan obat-obatan," tambah Joni.
Baca Juga
Kelompok lainnya yang turut menyumbang inflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,17%; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,97%; transportasi sebesar 0,10%; rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,35%; pendidikan sebesar 1,34%; serta penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,51%.
Meskipun sebagian besar kelompok mengalami kenaikan, terdapat juga kelompok pengeluaran yang mencatat penurunan indeks. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,06%.
"Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya harga beberapa komoditas energi rumah tangga, seperti gas elpiji dan tarif listrik nonsubsidi," ungkap Joni.
Kelompok lainnya yang mengalami penurunan adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan penurunan indeks sebesar 0,82%. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya tarif paket data internet dan layanan komunikasi.
Sementara itu, BPS juga mencatat tingkat deflasi secara bulanan (month to month/m-to-m) di Majalengka pada Mei 2025 mencapai 0,06%. “Deflasi ini lebih dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas pangan, seperti cabai merah, bawang merah, dan beberapa jenis sayuran,” kata Joni.
Di sisi lain, tingkat inflasi sejak awal tahun (year to date/y-to-d) hingga Mei 2025 tercatat sebesar 1,09%. Angka ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi relatif terkendali sepanjang tahun berjalan.
Joni Kasmuri menegaskan kondisi inflasi di Majalengka masih dalam batas yang wajar dan terkendali. “Kami akan terus memantau perkembangan harga secara berkala, khususnya pada komoditas-komoditas yang memiliki pengaruh besar terhadap inflasi daerah,” tutupnya.
Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam pengeluaran dan pemerintah daerah diharapkan terus bersinergi dalam mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok serta menjaga ketersediaan barang di pasar.