Bisnis.com, CIREBON- Harga beras di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan (Ciayumajakuning) kembali mengalami kenaikan pada Mei 2025.
Berdasarkan data yang dihimpun dari penggilingan beras di wilayah tersebut, baik beras kualitas premium maupun medium mencatatkan lonjakan harga, baik secara bulanan maupun tahunan.
Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Mei 2025 tercatat sebesar Rp13.146 per kilogram, naik 0,15% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.126 per kilogram.
Meski persentase kenaikannya tipis secara bulanan, lonjakan terasa signifikan bila dibandingkan dengan Mei 2024. Dalam kurun waktu satu tahun, harga beras premium melonjak 5,07%dari Rp12.512 per kilogram menjadi Rp13.146.
Sementara itu, beras kualitas medium juga mengalami kenaikan yang cukup tajam. Pada Mei 2025, harga rata-ratanya tercatat Rp 12.747 per kilogram, meningkat 1,02% dibandingkan April 2025 yang berada di angka Rp12.618 per kilogram.
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, lonjakannya bahkan mencapai 6,98%, dari Rp11.915 per kilogram menjadi Rp12.747.
Baca Juga
Kenaikan harga ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan rendah yang sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok sehari-hari.
Di Pasar Pasalaran Kabupaten Cirebon, para pedagang sembako mulai merasakan penurunan daya beli masyarakat.
Siti, seorang pedagang beras yang telah berjualan selama lebih dari 15 tahun, mengaku bahwa dalam dua bulan terakhir, pelanggan lebih banyak membeli dalam jumlah kecil.
"Dulu ada yang beli 5 kilogram langsung, sekarang banyak yang minta 2 atau 3 kilogram saja. Bahkan ada yang minta dicampur antara medium dan premium supaya bisa lebih murah," katanya saat ditemui di kiosnya, Rabu (11/6/2026).
Ia juga menambahkan, pasokan dari penggilingan tetap lancar, namun harganya yang terus naik membuat dirinya harus ekstra hati-hati dalam mengambil stok.
Kenaikan harga beras ini diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari cuaca ekstrem yang mengganggu masa tanam dan panen, hingga biaya produksi yang meningkat, termasuk harga pupuk, BBM, dan tenaga kerja.
Beberapa wilayah di Ciayumajakuning dilaporkan mengalami kemunduran musim tanam akibat curah hujan yang tidak menentu dan serangan hama.
Kondisi ini membuat banyak pihak mendesak agar pemerintah daerah dan pusat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga beras agar tetap stabil dan terjangkau.
Salah satu langkah yang diharapkan adalah mempercepat penyaluran bantuan sosial berupa beras subsidi, serta memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) untuk operasi pasar.
“Kalau terus naik begini, masyarakat kecil yang akan paling terdampak. Pemerintah harus hadir,” Abdul Ghofar, pengusaha katering di Kabupate Cirebon.