Bisnis.com, BANDUNG – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengakui bahwa terdapat 1,7 juta permintaan tenaga kerja dari luar negeri yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia. Namun, hingga saat ini, Indonesia baru mampu mengirim sebanyak 297.000 pekerja.
Hal tersebut diungkapkan dalam acara Kolaborasi Strategis Indonesia-Jerman untuk Memperkuat Tata Kelola Migrasi dan Tenaga Kerja di Indonesia, yang diselenggarakan di Hotel Hilton, Bandung, Kamis (19/6/2025).
Abdul kemudian membandingkan fenomena tersebut dengan kondisi di dalam negeri. Ia menyebutkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang mengeluhkan tingginya angka pengangguran, padahal terdapat peluang besar di luar negeri yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Di dalam negeri orang teriak soal butuh lapangan kerja. Di dalam negeri orang teriak jumlah pengangguran banyak, kemiskinan meningkat. Tapi yang tidak dilirik adalah ini ada permintaan pekerjaan 1,7 juta,” ujar Abdul.
Ia menambahkan, apabila Indonesia mampu mengirimkan 500.000 hingga 1 juta tenaga kerja, hal tersebut akan berdampak signifikan terhadap pemasukan devisa negara, yakni sekitar Rp439 triliun per tahun. Saat ini, dengan pengiriman 297.000 tenaga kerja, devisa yang dihasilkan telah mencapai Rp253,3 triliun per tahun.
“Anggaplah 1 juta saja kita kirim, anggaplah 500.000 saja kita kirim (tenaga kerja). Itu sudah akan berdampak sekitar Rp439 triliun per tahun, devisa yang masuk ke Indonesia. Karena dengan 297.000 saja, itu kita mendapatkan Rp252,3 triliun per tahun,” ungkapnya.
Baca Juga
Ia menegaskan bahwa pengiriman tenaga kerja ke luar negeri menjadi prioritas pemerintah. Menurutnya, bekerja di luar negeri tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga memberikan peluang bagi para pekerja untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan baru, jaringan internasional, serta meningkatkan nilai-nilai profesionalisme. (Nadya Yasmine Khaerunnisa)