Bisnis.com, MAJALENGKA - Jumlah pendaki Gunung Ciremai di wilayah Majalengka pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mengalami penurunan signifikan. Setiap harinya hanya 20 orang yang mendaki gunung tersebut.
Dari periode 21 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025, total jumlah pendaki yang melalui dua Jalur Pendakian (JP) di Majalengka, yaitu Apuy Argapura Trisakti Sadarehe Rajagaluh hanya sebanyak 1.135 orang. Jalur Apuy mencatatkan 426 pendaki, sementara jalur Sadarehe tercatat sebanyak 709 pendaki.
Angka ini jauh di bawah jumlah pendaki pada periode yang sama tahun lalu. Pada musim Nataru 2023, jalur Apuy tercatat 1.070 pendaki, sedangkan jalur Sadarehe mencapai 1.900 pendaki. Hal ini menunjukkan penurunan jumlah pendaki sebesar 59% di jalur Apuy dan 70% di jalur Sadarehe.
Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Majalengka Jaka Suharja mengungkapkan penurunan jumlah pendaki tidak hanya terjadi di jalur Majalengka, tetapi juga di jalur Kuningan.
Salah satu faktor penyebab penurunan ini adalah kenaikan harga tiket pendakian yang terjadi pada libur Nataru. Kondisi tersebut berlaku di semua taman nasional di bawah pengawasan Kementerian Kehutanan.
"Memang ada kenaikan tiket. Itu bukan hanya di Ciremai saja, tapi di seluruh objek wisata di bawah KLHK. Kenaikan tiket ini diatur dalam PP," kata Jaka, Jumat (3/1/2025).
Baca Juga
Untuk jalur Apuy, biaya tiket pada hari libur adalah Rp105.000 per orang, dengan rincian tiket pengunjung hari libur sebesar Rp30.000, biaya hiking Rp20.000, serta biaya jasa kelola masyarakat dan asuransi sebesar Rp55.000.
Sedangkan untuk jalur Sadarehe, biaya tiket pada hari libur adalah Rp50.000 per orang, dengan rincian tiket pengunjung hari libur sebesar Rp30.000, biaya hiking Rp20.000, dan biaya lainnya sebesar Rp95.000.
Selain faktor harga tiket, cuaca ekstre. juga menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh pendaki Gunung Ciremai. Selama musim libur Nataru, hujan lebat terjadi di beberapa titik, termasuk di jalur Sadarehe, yang sempat mengganggu kenyamanan pendakian.
Meskipun demikian, Jaka menyebutkan, pendaki tetap melanjutkan perjalanan mereka meskipun menghadapi cuaca buruk.
"Cuaca ekstrem hujan lebat. Tapi masih bisa melanjutkan pendakian. Itu laporan dari pendaki di jalur Sadarehe. Secara keseluruhan, pendakian berlangsung lancar tanpa ada laporan kecelakaan serius, seperti hipotermia atau cedera," kata Jaka.
Meskipun penurunan jumlah pendaki terjadi, keseluruhan pendakian di Gunung Ciremai pada musim Nataru ini tetap berlangsung tanpa adanya insiden.