Bisnis.com, CIREBON- Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon menerima bantuan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit yang menyerang hewan ternak ini semakin meluas di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Pelaksana Tugas Kabid Kesehatan Hewan Dinstan Kabupaten Cirebon, Durahman mengatakan, jumlah vaksin yang diterima oleh pemerintah daerah sebanyak 750 dosis. Ratusan dosis itu pun sudah disebar ke seluruh unit pelayanan teknis daerah (UPTD).
"Dari 750 dosis vaksin, dibagikan untuk peternak di wilayah timur Kabupaten Cirebon sebanyak 275 dosis atau 11 botol, wilayah tengah sebanyak 375 dosis atau 15 botol, dan wilayah barat sebanyak 100 dosis atau 4 botol," kata Durahman, Jumat (17/1/2025).
"Kita prioritas di wilayah timur. Sudah dibagikan ke UPT, karena bulan Januari harus habis vaksinnya," tambahnya.
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Hingga Rabu (15/1/2025), total sapi yang terpapar PMK mencapai 36 ekor, naik dari 10 ekor pada pekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang diperoleh hingga 14 Januari 2025, rincian kasus PMK adalah yakni, 36 ekor sapi masih sakit, 2 ekor telah dinyatakan sembuh.
Baca Juga
Kasus PMK di Kabupaten Cirebon tersebar di beberapa desa, yaitu Desa Dukuhwidara (Pabedilan) 4 ekor, Desa Sukadana (Pabuaran) 4 ekor, Desa Pabedilan Kidul (Pabedilan) 1 ekor, Desa Pasaleman (Pasaleman) 3 ekor, Gebang (Gebang) 19 ekor, dan Desa Dompyong Wetan (Pabedilan) 5 ekor.
Durahman mengatakan, pihaknya sudah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi lonjakan kasus PMK. Salah satu langkah utama adalah pengawasan ketat terhadap pergerakan ternak, khususnya sapi, agar tidak terjadi penularan lebih lanjut.
“Kami sudah menurunkan tim medis untuk melakukan penanganan di lokasi yang terdampak. Selain itu, sosialisasi kepada peternak juga terus dilakukan," kata Durahman.
Meskipun upaya penanganan telah dilakukan, tantangan di lapangan masih cukup besar. Salah satunya adalah kesadaran peternak untuk melaporkan kasus PMK. Beberapa peternak mengaku khawatir ternaknya akan dipotong paksa jika dilaporkan sakit, sehingga memilih untuk menangani sendiri tanpa bantuan tenaga medis.
Menurut Durahman, pemerintah daerah menjamin tidak semua kasus PMK berujung pada pemotongan paksa. Sapi yang masih berpotensi sembuh akan mendapatkan perawatan maksimal.
“Kami meminta semua pihak, termasuk peternak dan masyarakat sekitar, untuk bersama-sama menjaga agar wabah ini tidak menyebar lebih luas. Kami percaya, dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengatasi ini,” kata Durahman.