Bisnis.com, CIREBON - Sebuah kapal nelayan dilaporkan hilang kontak di Perairan Pantai Tegalagung, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu sejak Senin (3/2).
Kapal bernama KM Bakti Jaya, membawa dua orang awak kapal, yakni Damus (50) dan Samsuri (45), yang hingga kini masih dalam pencarian oleh tim SAR.
Kepala Kantor SAR Cirebon Ade Dian Permana mengatakan kapal tersebut berangkat melaut pada Senin pagi sekira pukul 06.00 WIB dari Muara Desa Bendahara Blok Tegalagung untuk mencari ikan.
Namun, berdasarkan informasi yang diterima, sekitar pukul 12.00 WIB, terjadi cuaca buruk dengan ombak besar dan angin kencang di perairan tersebut. Setelah kejadian itu, kapal tidak lagi bisa dihubungi, dan hingga kini belum kembali ke muara.
Informasi mengenai hilangnya kontak KM Bakti Jaya pertama kali diterima oleh Kantor SAR Bandung dari Ketua KUD Minajaya Tegalagung. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim SAR langsung bergerak melakukan pencarian dengan mengerahkan tim Rescue dari Pos SAR Cirebon.
“Kami menerima laporan dari Ketua KUD Minajaya bahwa satu kapal nelayan hilang kontak di Perairan Tegalagung. Tim langsung kami kerahkan untuk melakukan pencarian dengan berbagai peralatan yang kami miliki,” ujar Ade Dian Permana, saat diwawancarai di Pos SAR Cirebon, Selasa (4/2/2025).
Baca Juga
Ia menjelaskan, dalam operasi pencarian ini, pihaknya menggunakan berbagai peralatan, di antaranya satu unit rescue double cabin, satu set peralatan SAR air, satu set aqua eyes dan underwater search devices (perangkat pencarian bawah air), satu set peralatan komunikasi, peralatan medis, dan alat pelindung diri (APD) personal.
“Tim sudah mulai melakukan penyisiran di lokasi terakhir kapal diduga hilang kontak. Kami berharap cuaca mendukung agar pencarian bisa berjalan optimal,” tambahnya.
Hilangnya kontak KM Bakti Jaya diduga kuat akibat cuaca ekstrem yang melanda Perairan Tegalagung. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Indramayu, memang sedang menghadapi angin kencang dan gelombang tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Ade Dian Permana menjelaskan, kondisi cuaca buruk bisa menjadi tantangan dalam pencarian. Kecepatan angin yang tinggi dan ombak besar bisa mempersulit tim SAR dalam menyisir lokasi. Namun, pihaknya tetap berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik dalam menemukan dua nelayan yang masih hilang.
“Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca. Keselamatan tim pencari juga menjadi prioritas, sehingga kami akan menyesuaikan metode pencarian sesuai dengan kondisi di lapangan,” jelasnya.