Bisnis.com, CIREBON - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon memperluas agen literasi keuangan di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai pengelolaan keuangan yang bijak serta mencegah mereka tergoda skema keuangan ilegal seperti pinjaman online ilegal dan judi online.
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam upaya ini. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran strategis dalam membantu masyarakat mengambil keputusan keuangan yang tepat. Sebagai agen perubahan dan kontrol sosial, mahasiswa diharapkan bisa menjadi contoh dalam pengelolaan keuangan yang lebih bertanggung jawab.
OJK mencatat adanya peningkatan jumlah pengaduan dari masyarakat terkait skema penipuan keuangan. Data per Januari 2025 menunjukkan terdapat 87 pengaduan nasabah, di mana tujuh di antaranya berasal dari pelajar dan mahasiswa yang menjadi korban penipuan pinjaman daring (pindar).
"Fenomena ini menjadi perhatian serius agar generasi muda tidak semakin banyak yang terjerumus dalam jeratan utang atau penipuan berbasis teknologi.
Berbagai modus kejahatan keuangan terus berkembang seiring dengan meningkatnya penggunaan layanan digital di masyarakat," kata Agus, Kamis (13/2/2025).
Baca Juga
Salah satu modus paling marak adalah skema pinjaman online ilegal yang menyasar kelompok rentan, termasuk mahasiswa. Kemudahan dalam mengakses pinjaman ini sering kali membuat korban tidak menyadari risiko besar yang menyertainya, mulai dari bunga tinggi hingga ancaman penyalahgunaan data pribadi.
Selain pinjaman daring ilegal, praktik judi online juga menjadi ancaman serius bagi stabilitas keuangan generasi muda. Banyak mahasiswa yang tergiur dengan iming-iming keuntungan instan, namun akhirnya justru mengalami kerugian besar.
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya literasi keuangan yang membuat mereka sulit mengenali risiko dari aktivitas tersebut.
Sebagai upaya perlindungan, OJK Cirebon mengenalkan Indonesia Anti Scam Center (IASC), sebuah pusat pengaduan dan edukasi terkait berbagai modus penipuan keuangan. Layanan ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin melaporkan tindak kejahatan keuangan sekaligus memperoleh informasi mengenai cara melindungi diri dari skema penipuan.
"Keberadaan agen literasi keuangan semakin penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas secara finansial. Edukasi mengenai pengelolaan keuangan yang baik harus terus digencarkan agar masyarakat, khususnya mahasiswa, memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait risiko dan peluang dalam keputusan finansial mereka," kata Agus.
Mahasiswa yang tergabung dalam agen literasi keuangan akan mendapatkan pelatihan khusus dari OJK agar dapat memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. Mereka akan dibekali dengan pemahaman mengenai berbagai instrumen keuangan, termasuk cara mengenali ciri-ciri investasi bodong serta strategi menghindari jeratan utang konsumtif.
Dalam menjalankan tugasnya, agen literasi keuangan akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kampus, komunitas, dan pemerintah daerah. Sinergi ini diperlukan agar edukasi keuangan dapat menjangkau lebih banyak kalangan, terutama kelompok yang paling rentan terhadap skema keuangan ilegal.
Selain melalui program edukasi langsung, kampanye literasi keuangan juga dilakukan melalui berbagai platform digital. Media sosial menjadi sarana yang efektif untuk menyebarluaskan informasi mengenai pengelolaan keuangan yang bijak serta memperingatkan masyarakat terkait bahaya pinjaman online ilegal dan judi daring.
"Program ini diharapkan tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengelola keuangan pribadi mereka, tetapi juga menularkan kebiasaan finansial yang sehat ke lingkungan sekitar. Dengan semakin banyaknya agen literasi keuangan di kampus-kampus, kesadaran mengenai pentingnya perencanaan keuangan akan semakin meningkat di kalangan generasi muda," katanya.
OJK Cirebon terus mendorong perguruan tinggi untuk aktif berperan dalam edukasi keuangan bagi mahasiswa. Melalui seminar, workshop, dan diskusi terbuka, mahasiswa akan lebih siap menghadapi tantangan finansial di era digital yang penuh risiko.
Upaya ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan individu, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi daerah secara keseluruhan. Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat akan semakin bijak dalam mengambil keputusan finansial, sehingga terhindar dari jebakan utang yang merugikan.