Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Bandung Hadirkan Teknologi Pengolah Sampah Jaleuleu Bedas

Jaleuleu Bedas membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global dengan tanpa menghasilkan emisi berbahaya dan bahkan menghasilkan oksigen.
Bupati Bandung Dadang Supriatna hadirkan solusi pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon yakni Bandung Bedas Green Techno atau mesin Jaleuleu Bedas.
Bupati Bandung Dadang Supriatna hadirkan solusi pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon yakni Bandung Bedas Green Techno atau mesin Jaleuleu Bedas.

Bisnis.com, BANDUNG - Bupati Bandung Dadang Supriatna hadirkan solusi pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon yakni Bandung Bedas Green Techno atau mesin "Jaleuleu" Bedas. 

Bandung Bedas Green Techno ini merupakan sebuah inovasi teknologi terbaru dalam pengolahan sampah, hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang didukung penuh dan dibiayai langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna. 

Bila umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, penemuan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini justru mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9% atau setara dengan oksigen di kawasan pegunungan. 

"Pada hari ini kami persembahkan sebuah penemuan luar biasa yakni Bandung Bedas Green Teknologi, yakni sebuah mesin pembakaran sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen," ujar Dadang saat soft launching Bandung Bedas Green Techno di Gedung BLK Manggahang, Baleendah, Selasa (18/3/2025). 

Ia mengatakan, Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah sampah biasa. Teknologi ini membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global dengan tanpa menghasilkan emisi berbahaya dan bahkan menghasilkan oksigen dalam proses pembakarannya.

Sehingga ia menilai teknologi ni menjadikannya sebagai solusi visioner yang ditawarkan Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk dapat mengubah paradigma dunia dalam mengatasi krisis sampah dan emisi karbon.

"Ini bukan hanya netral karbon, tetapi berkontribusi pada keseimbangan atmosfer dan meningkatkan kualitas udara global," jelas Bupati Bedas. 

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menjelaskan diperlukan waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini sampai akhirnya mesin Jaleuleu Bedas ini mampu mengolah sampah menjadi oksigen. 

"Teknologi Bandung Bedas Green Techno ini akan menjadi penemuan besar yang dapat berkontribusi dan menjadi solusi perubahan iklim. Tidak ada asap, tidak ada karbon," tutur Dadang. 

Setelah soft launching ini, Bupati yang akrab disapa Kang DS itu mengatakan pihaknya saat ini tengah memproses pengusulan hak cipta atau hak paten mesin yang menggunakan teknologi revolusioner yakni graphene tersebut. 

"Setelah hak paten keluar, kami akan persembahkan penemuan teknologi ini kepada Pak Presiden. Saya optimistis teknologi ini akan menjadi solusi masalah sampah, bukan hanya di Kabupaten Bandung tapi juga di Indonesia," ungkap Kang DS. 

Selain mampu menghasilkan oksigen dari proses pembakaran, Bandung Bedas Green Techno atau Jaleuleu Bedas ini juga memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki teknologi lainnya. 

Pertama, dibandingkan metode lain seperti incinerator dan pirolisis yang masih berpotensi menghasilkan dioksin, furan, dan polutan lainnya, Jaleuleu Bedas tidak menghasilkan emisi berbahaya berkat suhu pembakaran ultra-tinggi (1.200-1.500°C).

"Hasil pembakaran ini tidak menghasilkan emisi berbahaya. Tidak ada sisa gas beracun atau partikulat mikro yang bisa mencemari udara dan merusak kesehatan masyarakat," ungkap Kang DS. 

Keunggulan lain mesin revolusioner berteknologi graphene ini adalah memiliki efisiensi hampir sempurna. 99 persen sampah hilang dan terurai menjadi energi, dengan residu hanya 0,5-1% yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi dan lainnya. 

Selain itu, Jaleuleu Bedas ini bisa mengolah semua jenis sampah, termasuk organik, anorganik, plastik, bahkan limbah medis tanpa perlu pemilahan rumit. 

"Insya Allah ini akan sangat bermanfaat untuk bangsa dan negara kita. [TPA] Bantargebang akan selesai. Sarimukti akan selesai. Sampah di Indonesia akan selesai dengan teknologi ini," tandas Kang DS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper