Bisnis.com, CIREBON - Harga pangan di Kabupaten Cirebon masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan pascalebaran 2025.
Meski momen Idulfitri telah berlalu hampir sepekan, harga kebutuhan pokok di berbagai pasar tradisional tetap tinggi. Kondisi ini membuat masyarakat harus mengencangkan ikat pinggang lebih lama.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Sumber dan Pasar Pasalaran, Senin (7/4/2025), harga komoditas utama seperti beras, cabai, telur ayam, dan daging ayam masih berada di atas harga normal.
Harga beras medium yang sebelumnya berada di kisaran Rp12.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp14.000 per kilogram. Kenaikan ini sudah berlangsung sejak Ramadan dan belum turun hingga kini.
Sementara itu, beras premium mencapai harga Rp15.000 hingga Rp15.500 per kilogram, tergantung merek dan kualitas. Kenaikan ini cukup dirasakan oleh masyarakat, terutama mereka yang memiliki pengeluaran rutin besar.
Hal serupa juga terjadi pada telur ayam ras. Harga telur yang sempat menyentuh Rp29.000 per kilogram saat puncak Ramadan kini bertahan di angka Rp28.000 hingga Rp28.500 per kilogram.
Baca Juga
Konsumen berharap harga telur bisa segera turun, mengingat telur menjadi salah satu sumber protein hewani yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat.
Harga cabai rawit merah pun belum menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan. Di sejumlah pasar, harga cabai rawit masih bertahan di kisaran Rp110.000 hingga Rp120.000 per kilogram.
Sementara cabai merah besar dijual dengan harga antara Rp60.000 hingga Rp65.000 per kilogram. Para pedagang mengaku, pasokan dari petani belum stabil setelah Ramadan, sehingga harga masih tinggi.
Di sisi lain, harga daging ayam potong juga belum kembali normal. Saat ini, harga daging ayam berada di kisaran Rp42.000 hingga Rp45.000 per kilogram.
Tingginya harga bahan pokok ini jelas berimbas pada daya beli masyarakat. Banyak warga mengaku mulai mengurangi jumlah belanja harian dan memilih bahan pengganti yang lebih terjangkau.
“Waktu Lebaran pengeluaran habis-habisan. Sekarang lihat di pasar, harga bahan-bahan masih mahal,” kata Siti, ibu rumah tangga di Sumber, Kabupaten Cirebon, Senin (7/4/2025).
Menurut Siti, kondisi ini membuatnya harus menyiasati menu harian agar tetap bisa menyediakan makanan bergizi bagi keluarga tanpa melebihi anggaran rumah tangga.
“Kami tidak minta yang murah, cukup harga normal saja seperti sebelum puasa. Sekarang terasa berat, apalagi anak-anak sudah mulai masuk sekolah, kebutuhan juga bertambah,” ujarnya.
Para pedagang mengakui permintaan konsumen mulai menurun karena harga yang tinggi. Mereka pun berharap pemerintah segera melakukan intervensi pasar agar harga bisa segera stabil.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah mengenai langkah konkret untuk menekan harga pangan pasca-Lebaran. Warga berharap ada operasi pasar atau bantuan harga murah dalam waktu dekat.