Bisnis.com, CIREBON - Perekonomian Kota Cirebon sepanjang tahun 2024 menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan sebesar 5,02% dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp30,54 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 tercatat sebesar Rp19,88 triliun.
Kepala BPS Kota Cirebon Aris Budiyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi secara merata di hampir seluruh sektor lapangan usaha, meskipun terdapat tiga sektor yang mengalami kontraksi.
“Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan turun tajam sebesar -20,82%, disusul oleh sektor Pengadaan Listrik dan Gas yang minus -3,30%, serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib yang turun -10,24%,” ujar Aris, Senin (5/5/2025).
Meski demikian, sejumlah sektor tumbuh signifikan dan menjadi motor penggerak ekonomi kota. Sektor Jasa Lainnya mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 31,40%, diikuti oleh sektor Konstruksi yang tumbuh 16,75%.
Sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang menjadi tulang punggung ekonomi kota mencatatkan pertumbuhan moderat sebesar 1,04%. Sektor ini tetap menjadi penyumbang terbesar dalam struktur ekonomi dengan kontribusi sebesar 27,31% terhadap total PDRB.
Baca Juga
“Struktur perekonomian Kota Cirebon masih ditopang oleh lima sektor utama. Selain perdagangan, kontribusi besar juga datang dari sektor Transportasi dan Pergudangan (15,14%), Jasa Keuangan dan Asuransi (10,86%), Industri Pengolahan (10,09%), dan Konstruksi (9,76%),” jelas Aris.
Kelima sektor tersebut secara kumulatif menyumbang 73,16% dari total PDRB Kota Cirebon. Sektor real estate juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 9,34%, diikuti Transportasi dan Pergudangan (8,54%), Informasi dan Komunikasi (6,69%), serta Jasa Pendidikan (5,48%).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi ditopang kuat oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencatatkan pertumbuhan 4,67%. Komponen ini juga menjadi penyumbang tertinggi dalam struktur pengeluaran dengan kontribusi mencapai 56,73%.
“Selain konsumsi rumah tangga, pertumbuhan juga didorong oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang naik 6,69%, dan Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh 7,34%,” kata Aris.
Sebaliknya, komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) justru mengalami kontraksi sebesar -4,92%, menjadikannya sebagai satu-satunya komponen pengeluaran yang menyumbang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2024. Kontribusi negatif PKP tercatat sebesar -0,45%.
Secara umum, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2024 berasal dari konsumsi rumah tangga dengan angka 2,59%. Ini memperkuat posisi rumah tangga sebagai penggerak utama ekonomi Kota Cirebon.
Aris menambahkan, struktur ekonomi Kota Cirebon tahun 2024 secara umum relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, perhatian terhadap sektor-sektor yang mengalami kontraksi harus menjadi prioritas pemerintah kota dalam merumuskan kebijakan pembangunan ke depan.
“Langkah pemulihan sektor pertanian dan pemerintahan perlu menjadi fokus, agar pertumbuhan yang inklusif dan merata bisa tercapai,” pungkasnya.