Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Serap Wisata Melemah, Hotel di Cirebon Kian Sepi Tamu

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kota Cirebon, baik bintang maupun nonbintang, mengalami penurunan signifikan pada Maret 2025.
Ilustrasi hotel
Ilustrasi hotel

Bisnis.com, CIREBON - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kota Cirebon, baik bintang maupun nonbintang, mengalami penurunan signifikan pada Maret 2025. 

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, TPK gabungan hotel hanya mencapai 29,51%, turun 7,49 poin secara year-on-year (y-on-y) dibandingkan Maret 2024, dan menurun 8,69 poin secara month-to-month (m-to-m) dibanding Februari 2025.

Kepala BPS Kota Cirebon Aris Budiyanto menjelaskan tren penurunan ini menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap sektor pariwisata dan perhotelan di wilayah tersebut.

"Penurunan ini cukup dalam, terutama di hotel berbintang. Artinya, ada tantangan yang harus segera direspons baik oleh pelaku industri maupun pemerintah daerah," ujar Aris saat dikonfirmasi, Selasa (6/5/2025).

Lebih rinci, Aris menyebutkan TPK hotel berbintang pada Maret 2025 tercatat sebesar 34,41%, anjlok 9,94 poin dibanding Maret 2024 dan turun 11,16 poin dibandingkan Februari 2025.

“Ini penurunan yang tidak bisa dianggap biasa. Kita harus evaluasi apakah karena daya tarik wisata yang melemah, faktor ekonomi, atau promosi yang kurang masif,” ujarnya.

Sementara itu, TPK hotel nonbintang pada periode yang sama hanya berada di angka 18,33%. Meski penurunannya lebih kecil dibanding hotel berbintang, tetap tercatat mengalami penurunan sebesar 2,73 poin (y-on-y) dan 3,35 poin (m-to-m).

“Hotel nonbintang mungkin lebih terdampak dari sisi pelanggan harian atau wisatawan lokal. Namun tetap saja, penurunan ini mengindikasikan bahwa kunjungan wisata ke Cirebon belum sepenuhnya pulih pasca pandemi maupun pascalibur Lebaran,” ucap Aris.

Meski angka TPK mengalami penurunan, Aris mencatat adanya sedikit kabar positif dari sisi Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT). 

Untuk hotel gabungan, RLMT tercatat sebesar 1,35 hari pada Maret 2025. Angka ini naik 0,04 poin secara y-on-y, meski secara m-to-m menurun tipis 0,01 poin.

“Peningkatan RLMT menunjukkan bahwa ada wisatawan yang mulai memperpanjang masa tinggalnya, meskipun secara jumlah tamu tidak sebanyak sebelumnya,” katanya.

RLMT di hotel berbintang tercatat sebesar 1,43 hari, meningkat 0,06 poin dibandingkan Maret 2024, namun menurun 0,01 poin dibandingkan Februari 2025. 

Di sisi lain, RLMT hotel nonbintang justru mengalami penurunan di kedua indikator, yakni sebesar 1,07 hari, turun 0,01 poin y-on-y dan 0,02 poin m-to-m.

“Hotel nonbintang masih menghadapi tekanan dari tren akomodasi alternatif seperti homestay atau sewa harian, apalagi dengan platform daring yang semakin menjamur,” jelas Aris.

Dalam menghadapi situasi ini, BPS merekomendasikan agar pemerintah daerah bersama pelaku industri pariwisata segera merumuskan strategi promosi dan inovasi yang lebih agresif untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Kami menyarankan kolaborasi multipihak. Potensi budaya, kuliner, dan sejarah Cirebon sangat besar, tinggal bagaimana menyajikannya secara lebih menarik dan berkelanjutan,” tutup Aris Budiyanto.

Sejumlah pelaku industri perhotelan di Cirebon pun mulai menyuarakan hal yang sama. Mereka berharap ada dukungan nyata dari pemerintah daerah berupa peningkatan agenda-event wisata tahunan dan insentif bagi pelaku wisata.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper